Refrensi Produk Terbaik Dan Info Menarik

Negeri Tong Sampah

143582_620
Gambar : setiap hari 92 ton sampah di lau jakarta
INDONESIA begitu terbuka terhadap masuknya aneka barang impor, baik sandang maupun pangan. Tidak berlebihan rasanya bila negeri ini ibarat tong sampah. Betapa tidak. Mulai dari besi rongsokan mengandung B3, pakaian bekas, buah kedaluarsa, hingga jeroan sapi, bebas masuk.
Padahal di negara asalnya, barang-barang tersebut masuk tong sampah. Baju bekas asal Hongkong, China, Singapura dan negara lain misalnya. Di negara asalnya pakaian tersebut akan dimusnahkan. Berton-ton pakaian bekas tersebut, yang bisa jadi membawa penyakit, malah diimpor oleh Indonesia baik legal maupun ilegal.
Yang paling mengerikan tentu bahan pangan. Sebut saja buah-buahan impor. Produk hortikultura ini ternyata banyak yang mengandung bahan pengawet. Di negeri asalnya buah tersebut sudah tidak laku, lalu diawetkan dan dijual ke luar negeri termasuk Indonesia. Belum lagi barang rongsokan, steel scrap atau besi bekas yang mengandung limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) terus membanjiri Indonesia.
Belakangan kita juga dikagetkan dengan maraknya impor jeroan sapi dari Australia. Di negeri Kanguru itu beef offal, sebutan keren jeroan, dijadikan makanan binatang. Tapi Indonesia malah buat makanan manusia. Tak ada jaminan apakah produk ini higienis dan halal. Data di Balai Karantina Kementerian Pertanian, impor jeroan tak hanya dari Australia, tapi juga Selandia Baru, Amerika Serikat dan Kanada. Jumlahnya rata-rata 6.000 ton/pertahun.
Di era globalilasi ini, Indonesia memang tidak bisa menghindari perdagangan bebas internasional, terutama ASEAN-China. Tapi bukan berarti pemerintah tidak bisa memproteksi dan menyeleksi barang-barang yang masuk ke negeri ini. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pernah menyatakan Indonesia hanya jadi bulan-bulanan di arena perdagangan bebas. Saat pertemuan negara-negara WTO (World Trade Organization) Indonesia dinilai hanya jadi tempat sampah.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku malu Indonesia mengimpor jeroan sapi yang notabene makanan hewan. Semestinya, kita tidak cuma malu mengimpor jeroan, tapi semua barang sampah yang diimpor ke sini karena merendahkan harga diri bangsa.
Pemerintah melalui Kemendag, Kementerian Pertanian dan instansi terkait lainnya harus cepat mengambil langkah. Hentikan impor barang bekas dan bahan pangan beracun. Saatnya pemerintah memproteksi pengusaha lokal, petani serta peternak lokal melalui berbagai kebijakan. Tingkatkan kuantitas dan kualitas produk lokal hingga bisa meningkatkan daya saing. Dengan begitu produk impor yang tak jelas kualitasnya bakal tergerus. Kita lebih malu lagi bila pemerintah tidak melakukan sesuatu.**

Sumber : http://poskotanews.com/2015/02/03/negeri-tong-sampah/

Tidak ada komentar