Perajin Pisau ini Dulu Keliling Jakarta, Kini Tinggal Nunggu Pesanan Datang
Pengrajin Pisau stainless
JAKARTA – Matanya jeli menatap batu asahan. Tangannya bergerak maju mundur sambil sesekali menyiramkan air ke mata pisau yang tengah di asah. Setelah mengasah, pria itu lalu berpindah tempat. Juga sambil duduk di lantai kini giliran palu godam ia ayunkan guna memotong logam hingga menjadi bagian kecil.
Itu lah sekelumit rutinitas Suharto (52) pengrajin pisau tradisional asal Desa Hadipolo, Rt 09, RW 01, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Timur.Jauh sebelum menjadi produsen pisau, Suharto merupakan seorang menjual pisau keliling. Awal memulai usaha Suharto merantau ke Jakarta tahun 1985, ia menjajakan pisaunya di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Seperti dimuat dalam akun Ketimbang Ngemis Kudus, selain di kawasan Jatinegara, Suharto juga kerap keliling Jakarta jika dagangannya tak banyak yang laku terjual.Usahanya berbuah manis, Suharto menemukan pelanggan yang masih setia hingga kini. Berkat kerja kerasnya, sekarang Suharto lebih banyak berdiam diri di rumahnya, sambil mengerjakan pisau guna memenuhi orderan.
Selain memiliki pelanggan tetap di Jakarta, Suharto juga mempunyai pelanggan dari Sragen dan daerah lainnya isejumlah kota di Pulau Jawa.
“Pisau dapur yang saya kerjakan terbuat dari stainless steel jenis blades, semacam logam anti karat,” ungkapnya seperti dalam tautan yang menyertai fotonya.
Dia menambahkan, bahan stainless biasanya dia beli dari Kudus. Sedangkan gagang pisau dia beli dari Jepara, Pati dan Surabaya. Menurutnya, saat ini di dibantu 25 karyawan. Dalam sehari dia mampu memproduksi pisau dapur sekitar 500 kodi pisau.
Semua dilakukan secara manual. Untuk harga satu pisau di jual dari Rp 12 ribu hingga Rp 100 ribu. Semua tergantung ukuran dan kegunaan pisau. Suharto bekisah sebelum harga bahan baku melonjak dirinya sempat mempekerjakan 70 karyawan.
Ketimbang ngemis Suharto lebih memilih usaha. Meski di awal-awal hasilnya tak terlihat namun ia yakin bahwa usahanya akan maju dan hal tersebut saat ini tengah dirasakan Suharto.
Sumber : http://www.kbknews.id/2017/01/18/38559/2/
Tidak ada komentar